research paper

Elemen-elemen Propaganda dalam Humas Kontemporer

Di awal keberadannya, humas kental sekali dengan propaganda. Maklumlah, para humas di awal kemunculannya, adalah veteran Amerika dari perang dunia I yang lalu ternyata menemukan bahwa “skill” persuasi selama perang ternyata bisa digunakan untuk persuasi di hal lain. Misalnya: jualan tentang ide demokrasi.

Salah satu bapak modern kehumasan, Edward Bernays, bahkan menempatkan propaganda sebagi pondasi dari strateginya membentuk opini publik. Bernays ini orang penting di balik perubahan perilaku sosial orang Amerika seperti “kebiasaan makan pisang”, mandi pakai sabun mandi, ataupun membuat perempuan merokok sebagai bentuk ekspresi kebebasan (emansipasi).

Hari ini, ilmuan humas bahkan seakan ingin jauh-jauh dari propaganda dengan mengembangkan ide seperti “dialog” (Kent & Taylor) atau “komunikasi mutual dua arah” (Grunig & Hunt). 

Pertanyaannya adalah: benarkah humas kini telah jauh meninggalkan propaganda dan beralih menjadi lebih dialogis?

Saya mengambil beberapa riset terkini kehumasan dan menganalisa apa saja elemen-elemen propaganda yang masih ada dalam konsep maupun teori kehumasan. Saya menemukan setidaknya ada tiga elemen propaganda dalam humas kontemporer. Pertama, yakni unsur manipulasi. Kedua, adalah perencanaan yang strategis untuk memengaruhi publik/audiens. Ketiga, adalah komunikasi satu arah.

Pada akhirnya, saya sepakat dengan apa yang disampaikan oleh Kevin Moloney, ilmuan humas dari Bournemouth University yang bilang kalau: PR, eventually, is a weak propaganda.

Untuk baca paper saya tentang elemen-elemen propaganda dalam humas kontemporer, bisa download di sini.

Standard