Social network analysis (SNA) atau yang sering dikenal dengan analisis jaringan pada dasarnya adalah metode riset. Metode ini sudah ada lama bahkan sebelum media sosial ada. Dalam ilmu komunikasi, awalnya metode ini banyak digunakan untuk menganalisis jaringan percakapan dalam komunitas dalam konteks pembangunan. Metode ini misalnya digunakan untuk menganalisis pemimpin opini dalam masyarakat jika pemerintah ingin melakukan difusi inovasi, alias menyebarkan ide-ide baru.
Kenapa metode ini kemudian banyak digunakan untuk menganalisis percakapan media sosial? Karena masalah kemudahan mengumpulkan data.
Dulu, mengumpukan data analisis jaringan komunikasi dilakukan lewat metode survei. Setiap responden ditanya siapa yang akan mereka hubungi jika mencari tahu tentang sebuah informasi. Sekarang, data percakapan relatif telah tersedia di media sosial untuk digunakan. Saya bilang relatif karena memang tergantung kebijakan masing-masing platform dalam membuka datanya.
Jika tertarik melakukan analisis jaringan percakapan di media sosial, khususnya Twitter, silakan cek video saya saat mengisi materi SNA untuk Hackathon Digital Humanities yang diadakan Asosiasi Media Siber Indonesia.
Kunci dalam memakai tools adalah: harus sering belajar. Sama seperti naik sepeda: semakin kita sering berlatih, semakin mahir kita.